Selasa, 26 Januari 2010

BATU MUSTIKA LIPAN.

Kisah sekorang kakek di Minahasa/Manado Sulawesi Utara yang mendapat Mustika Lipan

Disuatu desa di Minahasa, seorang kakek yang sehari-harinya bekerja sebagai petani, dan oleh masyarakat desa setempat ia disebut pula sebagai Tonaas.
Oleh masyarakat minahasa sebutan Tonaas dapat diartikan sebagai orang kuat, atau seorang tokoh masyarakat /pemimpin adat yang mempunyai kekuatan supranatural (dapat menyembuhkan orang yang sakit medis ataupun non medis dan sebagainya.

Pada suatu hari kakek tersebut pergi kekebun untuk memanen jagung miliknya yang pada saat itu telah kering dan siap dipetik. Karena jarak antara kebun dan rumahnya kurang lebih 5 Km. yang ditempuh dengan berjalan kaki, maka ia berencana untuk tidur dikebun selama beberapa hari sampai selesai memanen jagung.

Dimalam hari saat ia sedang mengupas kulit jagung yang telah kering, ia mendengar suara se ekor binatang merayap diatas tumpukan kulit jagung dan ia telah menduga bahwa itu suara Lipan yang besar sedang berjalan dan ketika itu pula ia terkejut karene lipan tersebut telah berhenti dihadapannya, se ekor lipan yang sangat besar (lebih besar dari ukuran lipan biasa). Pada saat itu berkatalah ia pada lipan tersebut (dalam bahasa daerah Minahasa) yang artinya: apabila ada sesuatu yang baik yang ingin engkau berikan, tinggalkanlah itu untuk saya, dan kakek itupun pergi menjauh sedikit dari tempat itu. Setelah ia menghabiskan beberapa batang rokok dan ia telah memastikan bahwa lipan tersebut telah pergi, maka kembalilah kakek tersebut ditempat dimana lipan itu berhenti,dan disitulah ia menemukan satu butir batu, berbentuk kristal dan itulah Mustika Lipan.

Mustika ini bentuknya bulat dengan ukuran lebih kecil dari kacang hijau berwarna bening dan pada bagian dalam berwarna merah cokelat dan hitam.

Demikian kisah kakek LM. dari Minahasa Sulawesi Utara yang menemukan Mustika Lipan.